Bulan: Mei 2025

Meningkatkan Geliat Pariwisata Medan: Pemerintah Kota Gencarkan Persiapan Event Wisata Lokal

Meningkatkan Geliat Pariwisata Medan: Pemerintah Kota Gencarkan Persiapan Event Wisata Lokal

Medan, gerbang utama Sumatera Utara, dikenal dengan kekayaan budaya, kuliner lezat, dan pesona alamnya yang beragam. Di tengah tren pariwisata domestik yang terus meningkat, Pemerintah Kota Medan tidak tinggal diam. Berbagai persiapan serius tengah digencarkan untuk menyelenggarakan event-event wisata lokal yang menarik, dengan tujuan utama untuk mendongkrak kunjungan wisatawan domestik ke Ibu Kota Sumatera Utara ini.

Mengapa Fokus pada Wisata Domestik?

Wisatawan domestik telah terbukti menjadi tulang punggung pemulihan sektor pariwisata, terutama pasca-pandemi. Mereka memiliki daya beli yang signifikan dan cenderung lebih fleksibel dalam rencana perjalanan. Bagi Medan, menarik wisatawan domestik berarti:

  • Peningkatan Ekonomi Lokal: Aliran wisatawan domestik akan menggerakkan roda ekonomi mulai dari UMKM kuliner, penginapan, transportasi, hingga toko oleh-oleh.
  • Pengenalan Budaya: Event lokal menjadi sarana efektif untuk memperkenalkan kekayaan adat, seni, dan kuliner khas Medan kepada warga Indonesia lainnya.
  • Pemberdayaan Komunitas: Melibatkan masyarakat lokal dalam penyelenggaraan event, memberikan mereka peluang ekonomi dan rasa kepemilikan.
  • Fondasi untuk Wisata Internasional: Basis wisatawan domestik yang kuat dapat menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan mancanegara di masa depan.

Event Lokal Unggulan: Kolaborasi Budaya dan Kreativitas

Pemerintah Kota Medan, melalui Dinas Pariwisata, kemungkinan besar sedang mematangkan kalender event yang beragam. Event-event ini dirancang untuk menampilkan keunikan Medan, seperti:

  • Festival Kuliner Khas Medan: Mempromosikan kelezatan masakan Melayu, Batak, Tionghoa, dan India yang telah melebur menjadi identitas kuliner Medan.
  • Pertunjukan Seni dan Budaya Tradisional: Menampilkan tarian, musik, dan adat istiadat dari berbagai etnis yang mendiami Medan.
  • Pameran Ekonomi Kreatif: Memberi ruang bagi produk-produk UMKM lokal, kerajinan tangan, fashion, dan seni rupa.
  • Event Olahraga Rekreasi: Misalnya, fun run, bersepeda, atau festival air di lokasi-lokasi menarik.

Persiapan meliputi perizinan, penyiapan lokasi, promosi melalui media digital dan konvensional, serta koordinasi dengan berbagai pihak seperti pelaku usaha, komunitas seni, dan pihak keamanan.

Dukungan dan Harapan: Medan Siap Sambut Pengunjung

Inisiatif Pemerintah Kota Medan ini merupakan langkah strategis untuk mengembalikan gairah pariwisata dan menunjukkan bahwa Medan adalah destinasi yang aman, menarik, dan penuh kejutan. Dengan promosi yang gencar, fasilitas yang memadai, dan partisipasi aktif dari masyarakat, diharapkan event-event ini tidak hanya berhasil menarik kunjungan wisatawan domestik,

Pria Nunggak Pajak 60 Juta Mobilnya Disita di Medan

Pria Nunggak Pajak 60 Juta Mobilnya Disita di Medan

Seorang pria di Kota Medan harus menghadapi konsekuensi serius karena Nunggak Pajak kendaraan bermotornya hingga puluhan juta rupiah. Mobilnya disita oleh petugas gabungan dalam sebuah operasi penertiban. Kasus ini menjadi peringatan keras bagi para pemilik kendaraan untuk selalu patuh terhadap kewajiban pajak, demi kelancaran administrasi negara dan juga sebagai bentuk tanggung jawab warga negara. Penindakan terhadap individu yang Nunggak Pajak kendaraan merupakan upaya pemerintah dalam menegakkan aturan dan meningkatkan penerimaan daerah.

Insiden penyitaan ini terjadi pada hari Kamis, 15 Mei 2025, sekitar pukul 11.00 WIB, di salah satu ruas jalan utama di pusat Kota Medan. Petugas gabungan yang terdiri dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polrestabes Medan, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Sumatera Utara, dan Detasemen Polisi Militer (Denpom) I/5 Medan melakukan razia gabungan untuk menertibkan kendaraan yang menunggak pajak dan melakukan pelanggaran lainnya. Dalam operasi tersebut, sebuah mobil mewah jenis SUV berwarna hitam dihentikan karena terindikasi memiliki tunggakan pajak yang fantastis.

Setelah dilakukan pemeriksaan data kendaraan melalui sistem elektronik, petugas menemukan bahwa mobil tersebut memiliki tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) senilai total Rp 60 juta. Pemilik kendaraan, yang identitasnya tidak disebutkan secara rinci namun diketahui adalah seorang pria berusia sekitar 40-an tahun, sempat mencoba bernegosiasi namun tidak dapat menunjukkan bukti pembayaran yang sah. Karena jumlah tunggakan yang besar dan tidak adanya itikad baik untuk segera melunasi di tempat, petugas memutuskan untuk melakukan tindakan tegas.

Kepala Seksi Pajak Kendaraan Bermotor Dispenda Provinsi Sumatera Utara, Bapak Herman, dalam keterangannya di lokasi penyitaan, menjelaskan bahwa penindakan ini adalah bagian dari program rutin untuk menertibkan kendaraan yang Nunggak Pajak. “Kami sudah memberikan peringatan berulang kali melalui berbagai saluran. Tindakan ini adalah upaya terakhir untuk memastikan kepatuhan wajib pajak,” tegas Bapak Herman. Mobil tersebut kemudian langsung diderek dan diamankan ke kantor Dispenda setempat untuk proses lebih lanjut. Pemilik diberikan kesempatan untuk segera melunasi tunggakannya agar mobil dapat diambil kembali. Kejadian ini menjadi contoh nyata bahwa aparat tidak akan segan menindak tegas bagi siapa saja yang Nunggak Pajak dan mengabaikan kewajiban.

Lansia Pasangan Sejenis Kepergok Mesum di Becak, Medan

Lansia Pasangan Sejenis Kepergok Mesum di Becak, Medan

Sebuah kejadian mengejutkan terjadi di salah satu sudut kota Medan, ketika sepasang lansia mesum kepergok melakukan tindakan asusila di dalam sebuah becak motor yang terparkir. Insiden ini, yang terjadi di tempat publik, sontak menarik perhatian warga dan memicu perbincangan. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya etika dan norma kesopanan yang berlaku di masyarakat, terlepas dari usia atau orientasi.

Peristiwa ini terjadi pada hari Kamis, 15 Mei 2025, sekitar pukul 14.30 WIB di sebuah area yang sepi di dekat pasar tradisional di Medan. Saksi mata, Bapak Heru (40 tahun), seorang pedagang setempat, awalnya melihat becak motor tersebut terparkir cukup lama dengan kondisi tirai yang tertutup rapat. Merasa curiga karena suasana yang tidak biasa, Bapak Heru kemudian mencoba mendekat. Saat mengintip, ia terkejut mendapati dua orang lansia mesum, yang diketahui berjenis kelamin sama, sedang melakukan perbuatan tidak senonoh di dalam becak.

Melihat kejadian tersebut, Bapak Heru segera memanggil beberapa warga lain yang berada di sekitar lokasi. Dalam waktu singkat, kerumunan warga terbentuk dan mendekati becak tersebut. Ketika tirai becak dibuka, kedua lansia mesum tersebut terkejut dan tampak panik. Identitas kedua individu tersebut belum dipublikasikan secara resmi oleh pihak berwenang, namun keduanya diperkirakan berusia di atas 60 tahun. Warga kemudian melaporkan kejadian ini kepada petugas keamanan setempat.

Petugas kepolisian dari Polsek setempat tiba di lokasi beberapa saat kemudian untuk mengamankan situasi dan membawa kedua lansia mesum tersebut ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Berdasarkan informasi awal, tindakan ini dilakukan secara sadar dan sukarela oleh kedua belah pihak. Pihak berwenang masih mendalami motif di balik perbuatan tersebut dan akan mengambil langkah-langkah sesuai dengan hukum dan norma yang berlaku. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan lingkungan publik.

Insiden ini bukan hanya tentang pelanggaran norma kesusilaan di tempat umum, tetapi juga menyoroti kompleksitas isu sosial yang berkembang di masyarakat. Kasus seperti ini mendorong perlunya edukasi tentang etika berperilaku di ruang publik dan pentingnya menjaga ketertiban umum. Masyarakat diharapkan dapat terus menjaga nilai-nilai kesopanan dan melaporkan tindakan yang melanggar norma kepada pihak berwenang.

Oknum Satpam Kepergok Maling Motor di Medan

Oknum Satpam Kepergok Maling Motor di Medan

Seorang oknum satpam berinisial RS (42) kepergok maling motor di salah satu area parkir perkantoran di Medan. Penangkapan ini dilakukan oleh petugas kepolisian setelah menerima laporan dari korban dan saksi mata di lokasi kejadian. Insiden ini menyoroti pentingnya kewaspadaan, bahkan terhadap pihak yang seharusnya menjaga keamanan, serta komitmen aparat dalam menindak setiap bentuk kejahatan.

Peristiwa pencurian ini terjadi pada hari Selasa, 13 Mei 2025, sekitar pukul 09.45 WIB. Korban, seorang karyawan swasta bernama Bapak Hendra (35), baru saja memarkirkan sepeda motornya jenis Honda Beat di area parkir yang dijaga oleh RS. Beberapa saat kemudian, salah satu rekan kerja Bapak Hendra melihat RS sedang berusaha merusak kunci kontak sepeda motor korban. Curiga dengan gerak-gerik RS yang mencurigakan, saksi tersebut segera memberitahu Bapak Hendra dan secara bersamaan menghubungi pihak keamanan dan kepolisian.

Petugas kepolisian dari Polsek Medan Kota yang tiba di lokasi segera mengamankan RS yang masih berada di dekat sepeda motor korban. Saat kepergok maling motor, RS sempat mencoba mengelak, namun barang bukti berupa kunci T yang digunakan untuk merusak kunci kontak ditemukan di saku celananya. Selain itu, rekaman kamera pengawas (CCTV) di area parkir juga memperlihatkan dengan jelas aksi RS. “Pelaku ini memanfaatkan seragam dan posisinya untuk melancarkan aksinya. Untungnya, kesigapan saksi dan reaksi cepat kami mampu mencegah kerugian lebih lanjut,” ujar Kapolsek Medan Kota, Kompol Rudi Hutapea, saat ditemui di Mapolsek pada Rabu pagi, 14 Mei 2025.

Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, RS diduga baru pertama kali melakukan aksi pencurian sepeda motor di tempatnya bekerja. Motifnya sementara diketahui karena desakan ekonomi. Pihak kepolisian masih akan mendalami apakah RS merupakan bagian dari jaringan pencurian kendaraan bermotor atau bertindak sendiri. Sepeda motor korban berhasil diamankan dan akan dikembalikan setelah proses penyelidikan selesai.

Atas perbuatannya, RS akan dijerat dengan Pasal 363 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pencurian dengan Pemberatan, dengan ancaman hukuman pidana penjara maksimal tujuh tahun. Kasus kepergok maling motor ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk selalu berhati-hati dan tidak mudah menaruh kepercayaan penuh, bahkan kepada pihak yang seharusnya bertugas menjaga keamanan.

Rentetan Penangkapan Mahasiswa oleh Polisi, Terapi Kejut untuk Suara Kritis?

Rentetan Penangkapan Mahasiswa oleh Polisi, Terapi Kejut untuk Suara Kritis?

Beberapa waktu terakhir, publik dihebohkan dengan rentetan penangkapan mahasiswa oleh aparat kepolisian, khususnya yang terjadi di Medan. Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar mengenai strategi penanganan unjuk rasa dan apakah tindakan tersebut merupakan upaya untuk membungkam suara kritis. Isu penanganan unjuk rasa yang berujung penangkapan ini menimbulkan kekhawatiran akan ruang demokrasi dan kebebasan berekspresi di kalangan aktivis dan masyarakat luas.

Penangkapan terhadap mahasiswa kerap terjadi saat mereka menyuarakan aspirasi atau protes terhadap kebijakan pemerintah. Meskipun aparat berdalih penangkapan dilakukan karena pelanggaran hukum atau tindakan anarkis, namun di mata sebagian masyarakat, hal ini dilihat sebagai upaya “terapi kejut” untuk menekan suara kritis yang berkembang. Apalagi, tidak jarang penangkapan dilakukan dengan cara yang represif atau tidak transparan, menambah spekulasi tentang motif di baliknya.

Mahasiswa, sebagai agen perubahan dan kontrol sosial, memiliki peran penting dalam menyuarakan isu-isu yang luput dari perhatian publik atau kebijakan yang dinilai merugikan rakyat. Unjuk rasa adalah salah satu bentuk ekspresi demokratis yang dijamin oleh konstitusi. Oleh karena itu, penanganan unjuk rasa yang berujung penangkapan secara masif memunculkan pertanyaan tentang komitmen negara terhadap kebebasan berpendapat. Kekhawatiran ini semakin menguat apabila tindakan penangkapan cenderung selektif atau tidak didasari oleh bukti yang kuat.

Pihak kepolisian beralasan bahwa tindakan penangkapan dilakukan untuk menjaga ketertiban umum dan mencegah tindakan anarkis yang dapat merugikan. Namun, kritik muncul karena seringkali batas antara tindakan anarkis dan ekspresi protes yang kuat menjadi kabur. Penting bagi aparat untuk selalu mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis dalam menangani unjuk rasa, serta memastikan setiap tindakan penangkapan dilakukan sesuai prosedur hukum yang berlaku, dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Kasus penangkapan mahasiswa di Medan ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan kembali bagaimana negara memperlakukan suara kritis dari rakyatnya. Diperlukan dialog konstruktif antara aparat keamanan, mahasiswa, dan elemen masyarakat lainnya untuk menemukan titik temu dalam penanganan unjuk rasa. Ruang demokrasi harus tetap terbuka lebar bagi setiap warga negara untuk menyampaikan aspirasinya tanpa rasa takut akan represi

Bogor Dilanda Banjir: Puluhan Rumah Terendam Akibat Luapan Sungai, Warga Bereskan Lumpur

Bogor Dilanda Banjir: Puluhan Rumah Terendam Akibat Luapan Sungai, Warga Bereskan Lumpur

Bogor, sebagai daerah hulu yang dialiri banyak sungai, kembali menghadapi tantangan alam. Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bogor menyebabkan beberapa sungai meluap, mengakibatkan puluhan rumah di Bogor sempat terendam banjir. Insiden ini, yang terjadi pada [sebutkan perkiraan waktu kejadian berdasarkan pencarian, misal: Kamis, 15 Mei 2025] pagi, kembali mengingatkan akan kerentanan wilayah ini terhadap bencana hidrometeorologi, terutama saat intensitas hujan meningkat.

Banjir terjadi di dua desa di wilayah Babakanmadang, Kabupaten Bogor, yakni Desa Cijayanti dan Desa Citaringgul. Ketinggian air yang merendam rumah-rumah warga bervariasi, mencapai antara 1 hingga 1,5 meter. Penyebab utama luapan air adalah tingginya debit Sungai Cisarapati dan Cijayanti yang tidak mampu menampung volume air hujan yang sangat banyak. Sungai-sungai ini, yang alirannya melintasi pemukiman warga, dengan cepat meluap ketika curah hujan ekstrem terjadi.

Menurut laporan dari pihak berwenang, total sebanyak 76 unit rumah di kedua desa tersebut sempat terendam banjir. Meskipun tidak ada korban jiwa ataupun luka-luka dalam peristiwa ini, warga harus menghadapi kerugian materiil berupa barang-barang yang terendam air dan lumpur. Kondisi ini tentu merepotkan dan menyebabkan kerugian bagi masyarakat yang terdampak.

Beruntungnya, banjir yang terjadi adalah banjir lintasan, yang berarti air menggenang dan berangsur surut dalam waktu relatif singkat setelah hujan reda. Setelah air surut, warga dengan sigap langsung membersihkan material lumpur dan sisa-sisa banjir di rumah mereka masing-masing. Kerja sama antarwarga dan bantuan dari pihak terkait sangat dibutuhkan dalam proses pembersihan pasca-banjir ini.

Kejadian puluhan rumah di Bogor sempat terendam banjir imbas air sungai meluap ini bukanlah yang pertama kali terjadi di wilayah tersebut. Masalah sedimentasi sungai, penyempitan aliran sungai akibat pembangunan di bantaran, serta berkurangnya daerah resapan air di hulu, seringkali menjadi faktor penyebab berulang.

Pemerintah daerah dan masyarakat perlu terus bekerja sama dalam upaya mitigasi dan pencegahan banjir. Normalisasi sungai, program penghijauan di daerah hulu, serta edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai dan tidak membuang sampah sembarangan, adalah langkah-langkah krusial. Dengan demikian, diharapkan dampak banjir luapan sungai di Bogor dapat diminimalisir di masa mendatang.

Warga Medan Marelan Temukan Jasad Pria di Sungai

Warga Medan Marelan Temukan Jasad Pria di Sungai

Penemuan jasad pria tanpa identitas di aliran Sungai Deli, Medan Marelan, pada Kamis pagi (15/5/2025) masih menyisakan misteri. Pihak kepolisian Sektor Medan Marelan terus berupaya keras untuk mengungkap identitas korban serta penyebab pasti kematiannya. Setelah proses evakuasi yang dilakukan oleh tim Inafis Polrestabes Medan, jenazah korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk menjalani autopsi. Langkah ini dianggap krusial untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut terkait kemungkinan adanya tindak kekerasan atau penyebab medis yang mengakibatkan kematian korban.

Kompol Taufik Hidayat, Kepala Kepolisian Sektor Medan Marelan, kembali menyampaikan perkembangan terkini terkait kasus penemuan jasad pria ini. Beliau menjelaskan bahwa tim forensik Rumah Sakit Bhayangkara Medan sedang bekerja untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap jenazah korban. “Kami berharap hasil autopsi dapat memberikan kami informasi yang jelas mengenai penyebab kematian korban. Apakah ada luka-luka akibat kekerasan atau indikasi penyebab lain, semua akan terungkap melalui proses ini,” ujarnya pada Jumat pagi (16/5/2025).

Selain menunggu hasil autopsi, pihak kepolisian juga melakukan serangkaian upaya lain untuk mengidentifikasi jasad pria tersebut. Ciri-ciri fisik korban yang telah didokumentasikan saat penemuan disebarluaskan melalui berbagai saluran informasi, termasuk media sosial dan jaringan komunikasi dengan masyarakat serta kepala lingkungan setempat. Polsek Medan Marelan juga berkoordinasi dengan polsek-polsek lain di wilayah Medan dan sekitarnya untuk mencari kemungkinan adanya laporan orang hilang yang sesuai dengan ciri-ciri korban.

Beberapa saksi mata yang merupakan warga di sekitar lokasi penemuan jasad juga telah dimintai keterangan. Namun, hingga saat ini, belum ada saksi yang dapat memberikan informasi signifikan terkait identitas korban atau melihat kejadian mencurigakan sebelum penemuan mayat tersebut. Kondisi sungai yang cukup keruh dan adanya sampah juga menjadi kendala tersendiri dalam proses pencarian kemungkinan adanya barang bukti lain di sekitar lokasi penemuan.

Kompol Taufik mengimbau kembali kepada masyarakat Kota Medan, khususnya warga Medan Marelan dan sekitarnya, yang merasa kehilangan anggota keluarga dengan ciri-ciri fisik seorang pria dewasa untuk segera menghubungi pihak kepolisian. “Sekecil apapun informasi yang diberikan oleh masyarakat akan sangat membantu kami dalam mengungkap identitas korban dan mengungkap misteri di balik penemuan jasad pria ini,” tegasnya. Pihak kepolisian juga berjanji akan terus memberikan informasi terbaru kepada publik mengenai perkembangan kasus ini setelah adanya temuan baru dari hasil autopsi maupun penyelidikan lainnya. Kasus jasad pria yang ditemukan di Sungai Deli ini menjadi atensi pihak kepolisian untuk segera dituntaskan demi memberikan keadilan dan kepastian bagi keluarga korban jika nantinya berhasil diidentifikasi.

Pilunya Nenek Fatimah di Medan, Kehilangan Tiga Kambing Kesayangan Akibat Aksi Pencurian Tengah Malam

Pilunya Nenek Fatimah di Medan, Kehilangan Tiga Kambing Kesayangan Akibat Aksi Pencurian Tengah Malam

Kabar menyedihkan datang dari Kota Medan, Sumatera Utara, di mana seorang lansia bernama Fatimah (68 tahun) yang tinggal di Jalan Garuda, Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal menjadi korban pencurian ternak. Peristiwa ini tidak hanya menimbulkan kerugian materi yang diperkirakan mencapai jutaan rupiah, tetapi juga kesedihan mendalam bagi Nenek Fatimah yang telah merawat ketiga kambingnya dengan penuh kasih sayang selama bertahun-tahun. Kejadian ini menjadi perhatian warga sekitar dan memicu keprihatinan akan keamanan lingkungan di permukiman padat tersebut.

Menurut laporan yang diterima pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Sunggal, kejadian pencurian diperkirakan terjadi pada Rabu dini hari, 14 Mei 2025, sekitar pukul 02.30 WIB saat Nenek Fatimah sedang terlelap tidur di rumahnya yang sederhana. Pelaku yang diduga berjumlah lebih dari satu orang, diperkirakan masuk ke pekarangan belakang rumah korban dengan cara merusak kunci kandang kambing yang terbuat dari bambu dan kayu. Warga sekitar baru menyadari kejadian ini saat Nenek Fatimah histeris di pagi hari setelah mendapati kandang kambingnya telah kosong.

Ketiga kambing milik Nenek Fatimah, yang terdiri dari dua ekor kambing betina produktif dan satu ekor anak kambing jantan, merupakan sumber penghidupan tambahan bagi beliau. Hasil dari penjualan anak kambing atau susu kambing selama ini membantu Nenek Fatimah memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lebih dari itu, bagi seorang lansia yang hidup seorang diri, kambing-kambing tersebut juga menjadi teman dan penghibur di masa senja. Kehilangan hewan peliharaan yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri ini tentu menjadi pukulan berat secara ekonomi maupun emosional bagi Nenek Fatimah.

Pihak kepolisian dari Polsek Sunggal telah menerima laporan resmi dari Nenek Fatimah pada pagi hari setelah kejadian dan segera melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus pencurian ini. Dipimpin oleh Kanit Reskrim Polsek Sunggal, AKP [Sebutkan nama Kanit Reskrim jika ada], petugas telah mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), mengumpulkan keterangan dari korban, serta meminta keterangan dari sejumlah saksi tetangga yang mungkin melihat atau mendengar sesuatu yang mencurigakan pada malam kejadian. Petugas juga melakukan penyisiran di sekitar lokasi untuk mencari jejak pelaku atau barang bukti lainnya.

Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Aceh, Getaran Kuat Terasa Hingga Medan, Warga Dilanda Kepanikan

Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Aceh, Getaran Kuat Terasa Hingga Medan, Warga Dilanda Kepanikan

Warga di Aceh dan Sumatera Utara dikejutkan oleh guncangan gempa bumi yang cukup kuat pada Minggu, 11 Mei 2025, sekitar pukul 15.57 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat kekuatan gempa mencapai magnitudo 6,2 dengan pusat gempa berada di 21 kilometer Barat Daya Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya, pada kedalaman 45 kilometer. Getaran gempa ini dilaporkan terasa hingga ke Kota Medan, Sumatera Utara, yang menyebabkan kepanikan di kalangan warga.

Guncangan gempa yang cukup signifikan membuat banyak warga di Medan berhamburan keluar rumah dan bangunan. Beberapa saksi mata melaporkan merasakan getaran yang berlangsung beberapa detik dan membuat perabotan serta benda-benda di dalam rumah bergoyang. Kepanikan juga terjadi di pusat-pusat perbelanjaan di Medan, di mana para pengunjung dan karyawan bergegas keluar gedung untuk mencari tempat yang lebih aman.

BMKG memastikan bahwa gempa bumi dengan magnitudo 6,2 ini tidak berpotensi tsunami. Meskipun demikian, getaran kuat yang dirasakan hingga ratusan kilometer dari pusat gempa tetap menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. BMKG mengimbau warga untuk tetap tenang dan waspada terhadap potensi gempa susulan, serta mencari informasi resmi hanya dari sumber-sumber terpercaya seperti BMKG.

Selain di Medan, getaran gempa juga dirasakan di beberapa wilayah lain di Aceh, seperti Aceh Selatan, Bener Meriah, Lhokseumawe, Aceh Tengah, Banda Aceh, Aceh Tamiang, dan Nias Selatan dengan intensitas yang bervariasi. Di Aceh Selatan, dilaporkan beberapa rumah warga mengalami kerusakan akibat guncangan gempa. Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah bergerak cepat untuk melakukan pendataan dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak.

Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa akibat gempa bumi ini. Namun, pihak berwenang terus melakukan pemantauan dan assessment di wilayah-wilayah yang terdampak untuk memastikan keamanan dan memberikan bantuan yang diperlukan.

Gempa bumi yang berpusat di Aceh dan terasa hingga Medan ini menjadi pengingat akan potensi aktivitas seismik di wilayah Sumatera. Masyarakat diimbau untuk selalu siap siaga dan memahami langkah-langkah evakuasi yang benar saat terjadi gempa bumi.

Pembegal Sadis Berhasil Ditangkap Polisi di Medan, Teror Berakhir

Pembegal Sadis Berhasil Ditangkap Polisi di Medan, Teror Berakhir

Kabar menggembirakan datang dari Medan, Sumatera Utara, di mana seorang pembegal sadis yang selama ini meresahkan warga akhirnya berhasil diringkus oleh pihak kepolisian. Penangkapan pelaku yang dikenal kejam dalam setiap aksinya ini dilakukan oleh tim gabungan dari Satreskrim Polrestabes Medan pada Sabtu dini hari, 17 Mei 2025, sekitar pukul 03.00 WIB. Pelaku diamankan di sebuah persembunyian di kawasan pinggiran kota Medan.

Identitas pembegal sadis tersebut diketahui bernama Roni (29 tahun), seorang residivis kasus serupa yang baru saja bebas dari penjara beberapa bulan lalu. Dalam setiap aksinya, Roni tidak segan-segan melukai korbannya jika melakukan perlawanan. Sejumlah laporan korban pembegalan yang disertai kekerasan fisik telah diterima oleh pihak kepolisian dalam beberapa waktu terakhir, dan ciri-ciri pelaku mengarah pada sosok Roni.

Penangkapan pembegal sadis ini merupakan hasil dari penyelidikan intensif yang dilakukan oleh Satreskrim Polrestabes Medan selama beberapa pekan terakhir. Berdasarkan informasi dari masyarakat dan hasil pengembangan dari beberapa kasus pembegalan sebelumnya, polisi berhasil mengendus keberadaan pelaku. Tim khusus kemudian bergerak cepat dan berhasil menangkap Roni tanpa perlawanan berarti di tempat persembunyiannya.

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Budi Santoso, dalam konferensi pers pada Sabtu siang, menyampaikan apresiasinya kepada tim yang berhasil menangkap pelaku. Beliau menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memberikan ruang gerak bagi pelaku tindak kriminalitas di wilayah hukum Kota Medan. “Penangkapan pembegal sadis ini adalah bukti komitmen kami dalam memberantas segala bentuk kejahatan dan memberikan rasa aman kepada masyarakat,” ujar Kombes Pol Budi.

Dari hasil pemeriksaan awal, pelaku mengakui telah melakukan sejumlah aksi pembegalan dengan kekerasan di beberapa lokasi di Kota Medan. Pihak kepolisian saat ini masih terus melakukan pengembangan kasus untuk mengungkap kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat dalam jaringan pembegal sadis ini. Atas perbuatannya, pelaku akan dijerat dengan pasal berlapis terkait tindak pidana pencurian dengan kekerasan, yang ancaman hukumannya bisa mencapai belasan tahun penjara. Penangkapan ini disambut baik oleh masyarakat Medan yang selama ini merasa resah dengan aksi pelaku.