Maraknya Tawuran Remaja di Medan Peran Aktif Warga

Maraknya Tawuran Remaja di Medan Peran Aktif Warga

Maraknya tawuran remaja di kota-kota besar, termasuk Medan, terus menjadi ancaman serius bagi keamanan dan ketertiban masyarakat. Aksi-aksi perkelahian massal antar kelompok pemuda ini tidak hanya menimbulkan kerusakan materi, tetapi juga seringkali berujung pada korban jiwa, bahkan melibatkan penggunaan senjata tajam. Kasus-kasus terbaru di Medan menunjukkan bahwa pemicu tawuran bisa sangat beragam, mulai dari saling ejek di media sosial hingga persaingan antar geng motor.

Di Medan, beberapa insiden maraknya tawuran remaja telah dilaporkan. Salah satu kasus yang menyita perhatian adalah tawuran di Jalan Karya Bakti Gang Tawon, Kelurahan Tanjung Mulia, Medan Deli, yang bahkan mengakibatkan seorang remaja tewas. Kejadian seperti ini menunjukkan betapa berbahayanya fenomena ini, yang seringkali dipicu oleh hal-hal sepele namun berakhir dengan konsekuensi fatal yang tidak terduga.

Meskipun aparat kepolisian terus berupaya menindak tegas, peran serta masyarakat menjadi sangat krusial dalam menekan maraknya tawuran ini. Di beberapa lokasi di Medan, keberanian warga untuk membubarkan tawuran secara langsung telah terbukti efektif. Ini adalah contoh nyata bagaimana kepedulian komunitas dapat mencegah eskalasi konflik dan meminimalkan dampak negatif dari perkelahian remaja.

Setelah aksi tawuran berhasil dibubarkan, baik oleh aparat maupun warga, langkah selanjutnya adalah penanganan para pelaku. Kepolisian seringkali mengamankan remaja yang terlibat dan melakukan pemeriksaan mendalam. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi dalang di balik tawuran, mencari tahu motif sebenarnya, dan memastikan proses hukum berjalan sesuai dengan undang-undang yang berlaku, termasuk Undang-Undang Perlindungan Anak.

Faktor-faktor yang menyebabkan maraknya tawuran di Medan, dan kota besar lainnya, sangat kompleks. Krisis identitas, kurangnya pengawasan orang tua, pengaruh teman sebaya, serta penggunaan media sosial yang salah adalah beberapa di antaranya. Remaja seringkali mencari pengakuan dan melampiaskan emosi yang tidak terkontrol melalui kelompok-kelompok yang berujung pada perilaku kekerasan.

Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanganan tawuran remaja harus melibatkan semua pihak. Selain penegakan hukum yang tegas, edukasi di sekolah dan keluarga tentang pentingnya resolusi konflik secara damai, serta penyediaan ruang dan kegiatan positif bagi remaja, sangat dibutuhkan. Kolaborasi erat antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman dan membimbing generasi muda ke arah yang lebih baik.

Kecelakaan Maut di Jalan Parangtritis: Pengendara Motor Tewas di Medan

Kecelakaan Maut di Jalan Parangtritis: Pengendara Motor Tewas di Medan

Sebuah kecelakaan maut terjadi di ruas Jalan Parangtritis, Yogyakarta, menyebabkan seorang pengendara sepeda motor tewas di tempat kejadian. Insiden tragis ini menambah daftar panjang kasus kecelakaan lalu lintas di jalur padat tersebut, memicu keprihatinan masyarakat dan pihak berwenang. Petugas kepolisian dari Satlantas Polres Bantul segera tiba di lokasi untuk melakukan olah TKP.

Menurut keterangan saksi mata, kecelakaan maut tersebut melibatkan sepeda motor yang dikendarai korban dengan sebuah kendaraan lain, yang hingga kini masih dalam penyelidikan. Korban, seorang pria, mengalami luka parah dan dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian. Jenazah korban kemudian dievakuasi ke rumah sakit terdekat untuk proses identifikasi lebih lanjut.

Penyebab pasti dari kecelakaan maut ini masih didalami oleh pihak kepolisian. Dugaan awal mengarah pada pelanggaran rambu lalu lintas atau kurangnya kewaspadaan dari salah satu pihak. Kondisi jalan dan faktor lingkungan lainnya juga akan menjadi bagian dari penyelidikan untuk mendapatkan gambaran kronologi yang lengkap dan akurat.

Insiden ini kembali mengingatkan semua pihak akan pentingnya meningkatkan kesadaran berlalu lintas. Jalan Parangtritis, yang sering ramai, khususnya pada akhir pekan, menuntut kewaspadaan ekstra dari setiap pengendara. Kepatuhan terhadap batas kecepatan, penggunaan helm standar, dan tidak berkendara dalam pengaruh alkohol adalah kunci menghindari kecelakaan maut.

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan saat berkendara. Jangan terburu-buru dan pastikan kondisi fisik serta kendaraan dalam keadaan prima. Edukasi tentang keselamatan berlalu lintas juga harus terus digencarkan agar masyarakat lebih peduli dan bertanggung jawab di jalan raya.

Semoga kasus ini dapat segera terungkap dan menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Setiap nyawa yang hilang akibat kecelakaan adalah kerugian besar. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan jalan yang lebih aman dan nyaman, dimulai dari diri sendiri dengan mematuhi semua peraturan lalu lintas Jalan Parangtritis memiliki karakteristik yang unik. Selain menjadi jalur wisata, ia juga menjadi akses vital bagi masyarakat sekitar. Ramainya lalu lintas, ditambah dengan berbagai jenis kendaraan dari sepeda motor hingga bus wisata, menciptakan dinamika yang kompleks. Tanpa kesadaran dan kepatuhan yang tinggi dari setiap pengguna jalan, risiko terjadinya kecelakaan maut akan selalu membayangi. Oleh karena itu, penting sekali untuk selalu fokus dan berhati-hati saat melintasi jalur ini.

Curanmor di Medan: Waspada Aksi “Si Raja Tega” di Ibukota Sumatera Utara

Curanmor di Medan: Waspada Aksi “Si Raja Tega” di Ibukota Sumatera Utara

(Curanmor) Pencurian Kendaraan Bermotor merupakan salah satu jenis kejahatan yang masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat, tak terkecuali di Kota Medan. Ibukota Provinsi Sumatera Utara ini, dengan segala dinamikanya sebagai kota metropolitan, kerap menjadi sasaran empuk bagi para pelaku Curanmor yang dikenal licin dan cepat dalam aksinya. Fenomena “Si Raja Tega” ini merujuk pada para pelaku yang tak segan beraksi di berbagai lokasi, kapan pun ada kesempatan.

Modus dan Lingkungan Rawan di Medan

Di Medan, modus operandi pelaku Curanmor cukup beragam, namun seringkali mengandalkan kelengahan pemilik kendaraan. Pelaku umumnya mengincar sepeda motor, namun tak jarang juga menyasar mobil. Lokasi favorit para pencuri meliputi:

  • Area parkir minim pengawasan: Baik itu di pusat perbelanjaan, perkantoran, area kos-kosan, maupun pemukiman padat penduduk.
  • Teras rumah: Banyak kasus Curanmor terjadi saat kendaraan diparkir di teras rumah tanpa pengamanan memadai.
  • Jalanan sepi: Terutama untuk aksi pemaksaan atau kekerasan yang langsung merampas kendaraan dari pengendara.

Pelaku Curanmor di Medan seringkali beroperasi dalam kelompok, menggunakan kunci T atau alat lain yang bisa membobol sistem pengamanan kendaraan dengan cepat. Mereka juga cenderung beraksi pada dini hari atau saat kondisi sepi, untuk meminimalkan risiko tertangkap.

Dampak dan Konsekuensi Hukum

Dampak Curanmor bagi korban di Medan sangat signifikan. Selain kerugian finansial yang tidak sedikit, kehilangan kendaraan juga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama bagi mereka yang bergantung pada kendaraan untuk bekerja atau berbisnis. Trauma dan perasaan tidak aman juga kerap membayangi korban.

Secara hukum, Curanmor adalah tindak pidana yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pelaku Curanmor dapat dijerat dengan Pasal 362 KUHP tentang pencurian biasa, atau jika melibatkan unsur pemberatan (seperti dilakukan berdua atau lebih, atau pada malam hari) bisa dikenakan Pasal 363 KUHP. Apabila Curanmor dilakukan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, pelaku akan dijerat dengan Pasal 365 KUHP, yang memiliki ancaman pidana lebih berat.

Langkah Pencegahan dan Peran Serta Masyarakat

Meskipun aparat kepolisian di Medan terus berupaya keras menekan angka Curanmor melalui patroli dan penindakan, masyarakat juga perlu mengambil langkah proaktif:

  • Gunakan Kunci Ganda: Selalu gunakan kunci tambahan seperti gembok cakram, alarm, atau kunci rahasia.
  • Parkir di Tempat Aman: Pilih area parkir yang terang, ramai, dan memiliki pengawasan, seperti CCTV atau petugas keamanan.
Pergerakan Massal Jemaah Haji Medan: 77.377 Orang Telah Berangkat dari Madinah Menuju Makkah

Pergerakan Massal Jemaah Haji Medan: 77.377 Orang Telah Berangkat dari Madinah Menuju Makkah

Musim haji tahun ini terus menunjukkan puncaknya dengan pergerakan massal jemaah dari Madinah menuju Makkah. Data terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 77.377 jemaah haji asal Embarkasi Medan telah berhasil diberangkatkan dari Madinah menuju kota suci Makkah. Proses pergeseran ini merupakan tahapan krusial dalam rangkaian ibadah haji, di mana jemaah akan mempersiapkan diri untuk melaksanakan tawaf, sa’i, dan wukuf di Arafah.

Keberangkatan puluhan ribu jemaah ini menandai berakhirnya fase pertama ibadah haji di Madinah, yaitu Arbain, di mana jemaah melaksanakan salat 40 waktu di Masjid Nabawi. Setelah merampungkan ibadah di Madinah, kini fokus beralih ke Makkah, pusat pelaksanaan ibadah haji. Seluruh jemaah diberangkatkan dengan menggunakan bus-bus yang telah disiapkan secara matang, memastikan kenyamanan dan keamanan selama perjalanan.

Proses pergeseran jemaah dari Madinah ke Makkah bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan koordinasi yang sangat detail antara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Kementerian Agama Republik Indonesia, dan berbagai pihak terkait lainnya. Mulai dari penjadwalan bus, memastikan kondisi fisik jemaah yang siap melakukan perjalanan, hingga pendampingan oleh petugas kloter, semua aspek diperhatikan demi kelancaran proses ini.

Setibanya di Makkah, jemaah akan langsung menempati hotel-hotel yang telah disediakan. Prioritas utama setelah tiba adalah beristirahat dan memulihkan stamina, sebelum kemudian secara bertahap melaksanakan rukun-rukun haji di Masjidil Haram, seperti tawaf qudum (tawaf kedatangan) dan sa’i. Perjalanan spiritual ini membutuhkan fisik yang prima, sehingga waktu istirahat yang cukup sangat ditekankan.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama terus mengawasi dan memastikan seluruh proses keberangkatan berjalan lancar. Petugas haji selalu siaga untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada jemaah, khususnya bagi jemaah lansia atau yang memiliki risiko kesehatan. Komunikasi yang efektif antara jemaah dan petugas menjadi kunci sukses dalam menghadapi dinamika pergerakan massa yang sangat besar ini.

Jumlah 77.377 jemaah dari Medan yang telah tiba di Makkah ini menunjukkan kesiapan dan profesionalisme dalam penyelenggaraan haji. Semoga seluruh jemaah dapat melanjutkan rangkaian ibadah haji dengan lancar, sehat, dan memperoleh haji mabrur. Fokus selanjutnya adalah persiapan jelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, yang akan segera tiba.

Gehu Jeletot Medan: Sensasi Pedas Nendang yang Bikin Nagih!

Gehu Jeletot Medan: Sensasi Pedas Nendang yang Bikin Nagih!

Medan, kota yang terkenal dengan aneka ragam kuliner lezatnya, kini memiliki satu bintang baru di kancah jajanan pedas yang tak boleh dilewatkan: Gehu Jeletot. Nama “jeletot” sendiri sudah cukup memberikan gambaran betapa dahsyatnya rasa pedas yang ditawarkan. Kudapan satu ini sukses mencuri perhatian dan menjadi favorit para pencinta pedas di kota ini.

Apa Itu Gehu Jeletot? Tahu Isi Pedas yang Meledak di Mulut

Pada dasarnya, Gehu Jeletot adalah tahu isi pedas yang telah dimodifikasi hingga mencapai level kepedasan ekstrem. Tahu goreng yang renyah di bagian luar menjadi “wadah” sempurna untuk isian yang berlimpah dan pastinya super pedas.

Isian Gehu Jeletot tidak main-main. Anda akan menemukan campuran tauge yang renyah, wortel yang manis, bihun yang lembut, dan yang paling utama, cabai rawit yang melimpah ruah. Semua bahan ini dicincang atau diiris tipis, kemudian ditumis dengan bumbu rahasia hingga matang dan meresap sempurna. Proses ini menghasilkan isian yang kaya rasa, gurih, dan tentu saja, sangat pedas.

Sensasi “Jeletot” yang Mengguncang Lidah

Ketika Anda menggigit Gehu Jeletot, sensasi pertama yang akan terasa adalah renyahnya kulit tahu, diikuti dengan kelembutan isiannya. Namun, jangan kaget jika sedetik kemudian, ledakan rasa pedas dari cabai rawit langsung “meledak” di mulut Anda. Sensasi inilah yang membuat nama “jeletot” sangat relevan, mengacu pada rasa pedas menyengat yang terasa seperti meledak.

Meskipun pedasnya luar biasa, rasa pedas Gehu Jeletot tidak hanya sekadar pedas tanpa arah. Ada perpaduan rasa gurih dan sedikit manis dari sayuran yang menyeimbangkan, membuat Anda ingin terus menggigit lagi dan lagi. Ini adalah tantangan yang menyenangkan bagi para pencinta makanan pedas sejati.

Mengapa Gehu Jeletot Populer di Medan?

Kepopuleran Gehu Jeletot di Medan tidak lepas dari karakter masyarakatnya yang juga menyukai makanan dengan cita rasa kuat, termasuk pedas. Selain itu, Gehu Jeletot sangat cocok sebagai camilan saat nongkrong, teman ngopi, atau bahkan sebagai pengganjal lapar yang praktis dan ekonomis. Banyak penjual Gehu Jeletot yang bermunculan di berbagai sudut kota Medan, mulai dari gerobak kaki lima hingga kedai-kedai kecil, menjadikan kudapan ini mudah ditemukan.

Aparat Dishub Jadi Korban Penikaman OTK di Medan

Aparat Dishub Jadi Korban Penikaman OTK di Medan

Seorang aparat Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan menjadi korban penikaman oleh orang tidak dikenal (OTK) saat bertugas di kawasan Jalan SM Raja, Medan. Insiden tragis ini terjadi pada Kamis, 22 Mei 2025, sekitar pukul 11.30 WIB, dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan petugas lapangan yang kerap berhadapan langsung dengan masyarakat. Korban kini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit, sementara pihak kepolisian tengah memburu pelaku.

Korban diketahui bernama Rahmat Hidayat (35), seorang petugas Dishub yang sedang mengatur lalu lintas di persimpangan padat tersebut. Menurut keterangan saksi mata di lokasi kejadian, Rahmat awalnya terlibat adu mulut dengan seorang pria yang diduga melanggar aturan lalu lintas atau parkir sembarangan. Pertengkaran singkat itu kemudian memuncak ketika pria tak dikenal tersebut tiba-tiba mengeluarkan senjata tajam dan langsung menyerang Rahmat. “Kejadiannya sangat cepat, tiba-tiba saja pelaku menikam dan langsung kabur,” ujar salah seorang pedagang kaki lima yang menyaksikan insiden tersebut.

Rahmat mengalami luka tusuk di bagian perut dan langsung tersungkur. Rekan-rekan Rahmat yang melihat kejadian tersebut segera memberikan pertolongan pertama dan membawanya ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan, untuk mendapatkan penanganan medis. Direktur RSUP Haji Adam Malik, dr. Budi Setiawan, memastikan bahwa kondisi korban stabil setelah mendapatkan tindakan operasi, namun masih dalam pengawasan ketat. Kasus ini segera dilaporkan kepada pihak kepolisian.

Unit Reserse Kriminal Polsek Medan Kota langsung bergerak cepat setelah menerima laporan. Kepala Polsek Medan Kota, Kompol Rudi Chandra, menyatakan bahwa pihaknya telah mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi dan sedang menganalisis rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian. “Kami sedang mengidentifikasi ciri-ciri pelaku dan berupaya secepatnya menangkapnya. Kami tidak akan tolerir tindakan kekerasan terhadap petugas yang sedang menjalankan tugas,” tegas Kompol Rudi. Motif di balik penikaman ini masih didalami, apakah murni karena ketidakpuasan terhadap penindakan atau ada motif lain.

Insiden ini menjadi peringatan serius akan risiko yang dihadapi oleh petugas lapangan dalam menjalankan tugasnya. Pihak berwenang diharapkan dapat memberikan perlindungan lebih maksimal bagi aparat yang sering menjadi korban penikaman atau tindakan kekerasan serupa. Keamanan dan keselamatan petugas harus menjadi prioritas agar mereka dapat menjalankan tugas dengan tenang. Masyarakat juga diimbau untuk menghormati petugas dan menyelesaikan perselisihan dengan cara yang baik dan tidak main hakim sendiri. Kepolisian terus berupaya menangkap pelaku korban penikaman ini untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum.

Medan dalam Sorotan: Maraknya Prostitusi Online dan Konvensional yang Meresahkan

Medan dalam Sorotan: Maraknya Prostitusi Online dan Konvensional yang Meresahkan

Sebagai kota metropolitan besar, Medan tidak hanya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dihadapkan pada berbagai permasalahan sosial, termasuk maraknya praktik prostitusi online dan konvensional. Fenomena ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, mengancam moral, dan berpotensi menjadi sarang tindak pidana lainnya, termasuk perdagangan orang.

Prostitusi konvensional di Medan, meskipun telah berulang kali ditertibkan, masih ditemukan di beberapa titik yang secara historis memang menjadi lokalisasi atau area rawan. Modus operandi umumnya melibatkan mucikari atau perantara yang menawarkan jasa pekerja seks komersial (PSK) di tempat hiburan malam, hotel, atau penginapan. Penertiban seperti yang dilakukan di eks lokalisasi Jalan Lama, Desa Sambirejo, Kabupaten Deli Serdang (yang berdekatan dengan Medan), menunjukkan upaya terus-menerus aparat dalam memberantas praktik ini, meskipun kemudian berpindah ke tempat lain.

Namun, yang paling meresahkan adalah semakin menjamurnya prostitusi online. Dengan kemajuan teknologi dan meluasnya penggunaan smartphone, praktik ini kini beralih ke dunia maya. Pelaku memanfaatkan aplikasi kencan, media sosial, atau grup-grup tertutup di platform pesan instan untuk menawarkan jasa. Komunikasi antara PSK dan pelanggan dilakukan secara digital, dan transaksi seringkali juga melalui transfer online. Hal ini membuat pelacakan dan penindakan menjadi lebih sulit, karena jejak fisik minim. Beberapa kasus di Medan telah diungkap oleh pihak kepolisian, di mana pelaku menawarkan jasa melalui media sosial atau aplikasi MiChat, dengan tarif bervariasi.

Dampak dari maraknya prostitusi di Medan sangatlah kompleks. Selain masalah moral dan etika, praktik ini juga membawa risiko kesehatan serius seperti penyebaran penyakit menular seksual. Lebih dari itu, prostitusi, terutama yang melibatkan anak di bawah umur atau dilakukan dengan paksaan, seringkali merupakan bagian dari tindak pidana perdagangan orang. Para PSK rentan menjadi korban eksploitasi dan kekerasan dari mucikari atau pelanggan.

Pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara dan Polrestabes Medan terus berupaya memberantas praktik ini. Berbagai operasi razia dan penangkapan mucikari serta PSK, baik dari jaringan konvensional maupun online, telah dilakukan. Upaya ini termasuk pelacakan transaksi digital dan penyamaran. Penegakan hukum yang tegas diharapkan dapat memberikan efek jera.

Medan dalam Ancaman Penipuan Rekrutmen CPNS/BUMN/TNI/Polri: Waspada Janji Palsu Oknum Tak Bertanggung Jawab

Medan dalam Ancaman Penipuan Rekrutmen CPNS/BUMN/TNI/Polri: Waspada Janji Palsu Oknum Tak Bertanggung Jawab

Impian banyak individu untuk mengabdi kepada negara melalui jalur Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Tentara Nasional Indonesia (TNI), atau Kepolisian Republik Indonesia (Polri) seringkali dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Di Medan, fenomena penipuan berkedok rekrutmen CPNS/BUMN/TNI/Polri kian marak dan meresahkan masyarakat. Janji-janji manis untuk meloloskan calon peserta dengan imbalan sejumlah uang menjadi modus utama yang menjerat banyak korban.

Modus operandi penipuan ini umumnya dimulai dengan tawaran atau janji palsu bahwa pelaku memiliki koneksi internal atau “jalur khusus” untuk meloloskan peserta dalam proses rekrutmen. Pelaku bisa berkedok sebagai oknum pejabat, pensiunan pegawai, atau bahkan orang yang mengaku memiliki kenalan di instansi terkait. Mereka akan meminta sejumlah uang, seringkali dalam jumlah besar, sebagai biaya “pelicin” atau “jaminan” agar korban bisa diterima tanpa melalui proses seleksi yang ketat.

Korban dari penipuan rekrutmen ini biasanya adalah individu yang sangat ingin menjadi abdi negara, namun kurang informasi atau terlalu percaya dengan janji manis yang ditawarkan. Mereka mungkin sudah berkali-kali mencoba seleksi namun gagal, sehingga mudah tergiur oleh jalan pintas. Pelaku juga seringkali memberikan dokumen palsu seperti surat panggilan atau surat kelulusan fiktif untuk meyakinkan korban agar terus mentransfer uang. Pada akhirnya, setelah uang ditransfer, pelaku akan menghilang dan nomor kontak tidak bisa dihubungi lagi.

Kerugian yang ditimbulkan dari penipuan ini sangat besar, mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah per korban. Selain kerugian finansial, korban juga mengalami kerugian waktu, harapan palsu, dan trauma psikologis. Maraknya kasus ini di Medan menuntut kewaspadaan tinggi dari seluruh lapisan masyarakat, khususnya para pencari kerja.

Pihak kepolisian di Medan terus berupaya menindak tegas para pelaku penipuan rekrutmen ini. Berbagai kasus berhasil diungkap dan pelaku ditangkap. Namun, penting untuk selalu diingat bahwa proses rekrutmen CPNS, BUMN, TNI, dan Polri selalu dilakukan secara transparan, akuntabel, dan bebas dari biaya atau pungutan liar. Informasi resmi terkait rekrutmen hanya bersumber dari situs resmi instansi terkait atau portal resmi pemerintah.

Hidden Gems Kuliner: Menjelajahi Makanan Enak di Gang Sempit Kota Tua Medan

Hidden Gems Kuliner: Menjelajahi Makanan Enak di Gang Sempit Kota Tua Medan

Medan, sebagai salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia, tak hanya dikenal dengan arsitektur kolonialnya di kawasan Kota Tua, tetapi juga menyimpan harta karun berupa kuliner tersembunyi Medan yang tersebar di gang-gang sempit. Bagi para foodies sejati, menjelajahi makanan enak di gang sempit Kota Tua Medan adalah petualangan wajib yang menjanjikan cita rasa otentik dan pengalaman bersantap yang unik.

Kawasan Kota Tua Medan, dengan bangunan-bangunan tuanya, seringkali menjadi saksi bisu berbagai aktivitas, termasuk geliat kuliner legendaris. Di balik fasad pertokoan lama, atau bahkan di dalam gang-gang kecil yang mungkin luput dari pandangan, tersimpan kedai-kedai makan yang sudah puluhan tahun setia menyajikan hidangan lezat dengan resep turun-temurun. Hidden gems kuliner Medan ini biasanya dikelola secara turun-temurun, menjaga kualitas rasa dan tradisi.

Salah satu contoh klasik adalah Kedai Kopi Apek di Jalan Hindu. Meskipun bukan di gang sempit yang sangat tersembunyi, kedai kopi ini mewakili jiwa hidden gem di Kota Tua. Berdiri sejak 1922, aroma kopi robusta khas Medan memenuhi udara, menemani sajian roti bakar atau telur setengah matang. Pengalaman ngopi di sini seolah membawa kita kembali ke masa lampau.

Tidak jauh dari sana, Anda mungkin akan menemukan warung-warung sederhana yang menyajikan mie rebus Medan atau lontong sayur dengan kuah kari kental yang kaya rempah. Warung-warung ini mungkin tak punya papan nama megah, namun antrean pembeli di pagi hari menjadi bukti kelezatan yang tak terbantahkan. Kuah mie rebusnya yang legit dengan topping lengkap seperti potongan kerupuk, tahu, dan tauge, atau lontong sayur dengan beragam lauk pelengkap, menjadi sarapan favorit warga lokal.

Menjelajahi gang-gang ini juga bisa membawa Anda pada penjual martabak piring yang masih menggunakan piring seng sebagai alas masak, menghasilkan martabak manis yang tipis, garing di luar, dan lembut di dalam. Atau mungkin Anda akan menemukan jajanan tempo dulu seperti kue putu bambu yang mengepulkan asap dengan aroma pandan dan gula merah.

Polisi Segel Gudang Miras Ilegal di Medan: 3 Pria Ditangkap

Polisi Segel Gudang Miras Ilegal di Medan: 3 Pria Ditangkap

Pemberantasan peredaran minuman keras ilegal terus digencarkan oleh aparat kepolisian. Di Medan, Unit Reskrim Polrestabes Medan berhasil Segel Gudang Miras ilegal yang beroperasi di sebuah ruko. Dalam operasi tersebut, tiga orang pria yang terlibat dalam produksi dan distribusi miras tanpa izin berhasil ditangkap. Keberhasilan ini merupakan langkah penting dalam menjaga ketertiban masyarakat dan mencegah dampak buruk kesehatan akibat konsumsi miras oplosan.

Penggerebekan gudang miras ilegal ini dilakukan pada hari Selasa, 20 Mei 2025, sekitar pukul 21.00 WIB, di kawasan Medan Amplas, setelah polisi menerima laporan dari masyarakat tentang aktivitas mencurigakan. Warga mengeluhkan bau alkohol menyengat yang sering tercium dari ruko tersebut, serta adanya aktivitas pengangkutan barang yang tidak biasa pada malam hari. Berdasarkan laporan dan penyelidikan awal, tim kepolisian langsung bergerak untuk melakukan penggerebekan.

Saat tim Segel Gudang Miras tersebut, petugas mendapati tiga pria sedang sibuk mengemas minuman keras dalam botol-botol yang tidak memiliki label standar. Mereka adalah RM (40), pemilik sekaligus peracik, serta dua karyawannya, yakni AN (30) dan DW (25). Di dalam gudang, polisi menemukan ratusan botol miras siap edar, bahan baku alkohol industri, berbagai jenis perasa, serta alat-alat untuk meracik dan mengemas minuman. Diperkirakan, omzet dari penjualan miras ilegal ini mencapai puluhan juta rupiah per bulan.

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol. Jono Suprapto, menjelaskan bahwa miras ilegal yang diproduksi di gudang tersebut tidak memiliki izin edar dan diduga mengandung zat berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. “Kami telah Segel Gudang Miras ini dan mengamankan seluruh barang bukti serta ketiga pelaku. Mereka akan dijerat dengan Pasal 204 KUHP tentang tindak pidana yang membahayakan kesehatan dan Pasal 142 UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan,” tegas Kombes Pol. Jono Suprapto dalam konferensi pers pada hari Rabu, 21 Mei 2025.

Keberhasilan operasi Segel Gudang Miras ini diharapkan dapat memutus rantai peredaran miras ilegal di Medan dan sekitarnya. Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi miras oplosan atau yang tidak berizin, serta aktif melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan terkait produksi atau penjualan minuman keras ilegal. Penindakan tegas akan terus dilakukan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat.